Selasa, 21 April 2015

PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI

A.    Pengertian Organisasi
Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan  proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam makna kegiatan organisasi di alokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.[1]

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini.
1.      Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2.      Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3.      Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
4.      Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Allah menciptakan manusia dalam satu komunitas, satu sama yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi. Kesemuanya ditugasi atau diamanahi sebagai khalifah di muka bumi. Dalam menjalankan fungsi kekhalifahannya diharapkan dapat menciptakan kemakmuran. Kemakmuran akan terwujud jika diantara manusia itu saling tolong menolong, tidak berpecah belah.[2]
B.     Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi sebagai suatu disiplin perubahan perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktik keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih besar. Para manajer dan jajarannya harus bekerja dengan dan melalui orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan pengembangan organisasi dapat membantu mereka membentuk hubungan yang efektif diantara mereka.[3]

C.     Misi dan Tujuan Organisasi
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operrasi dalam hal produk dan pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategik perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukkan bidang-bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan perusahaan.
            Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaan diwaktu yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulakannya. Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai diwaktu yang akan datangmelaluikegiatan-kegiatan organisasi. Jadi, dua unsur penting organisasi adalah:
1.      Hasil-hasil akhir yang diinginkan diwaktu mendatang dengan mana
2.     Usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan. Tujuan-tujuan ini dapat berupa tujuan umum atau khusus, tujuan akhir, ataupun tujuan antara.

D.    Fungsi Tujuan Organisasi
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1.      Pedoman bagi kegiatan. Melalui penggambaran hasil-hasil akhir diwaktu yang akan datang, tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para angggota organisasi. Dalam hal ini, fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang “harus” dan “harus tidak” dilakukan .
2.      Sumber legitimasi. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya,dan disamping itu keberadaannya dikalangan kelompok-kelompok seperti pelanggan, politikus, karyawan, pemegang saham, dan masyarakat pada umumnya. Pengakuan atas legitimasi akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkanberbagai sumberdaya dan dukungandari lingkungan disekitarnya.
3.      Standar pelaksanaan. Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, hal ini akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan-tujuan dalam bidang-bidang yang dapat dikuantifikasikan seperti penjualan, laba,  derajat kesuksesan yang dicapai dapat dengan mudah diukur.
4.      Sumber motivasi. Tujuan organisaasi dapat berfungsi sebagai sumber motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota.
5.      Dasar nasional pengorganisasian. Dinyatakan secara sederhana, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumberdaya, implementasi berbagai unsur perancangan organisasi: pola komunikasi, mekanisme pengawasan, departementalisasi, dan sebagainya.[4]

E.     Tipe-tipe Tujuan
Suatu kepentingan dalam perilaku pencapaian tujuan organisasi dapat ditelusur pada berbagai penulisan teori manajemen.
1)         Tujuan kemasyarakatan (societal goals).
Memproduksi barang dan jasa, mempertahankan pesanan, mengembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya. Kategori ini berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
2)         Tujuan keluaran (output goals)
Keterangan: publik dalam hubungannya dengan organisasi. Kategori ini berkenaan dengan jenis jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh barang konsumen, jasa-jasa bisnis, pemeliharaan kesehatan, pendidikan.
3)         Tujuan sistem (system goals)
Keterangan: pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisasi, tidak tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil. Contoh: penekanan pada pertumbuhan, stabilitas, laba, atau cara-cara pelaksanaan fungsi, seperti menjadi ketat atau longgar dikendalikan dan disusun.
4)         Tujuan produk (product goals)
Keterangan: berbagai karakteristik barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: penekanan pada kualitas atau kuantitas, gaya, ketersediaan,keunikan, keaneka ragaman,atau pembaharuan produk.
5)         Tujuan turunan ( derived goals)
Keterangan: tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaannya dalam pencapaian tujuan-tujuan lain. Contoh: maksud politik, pelayanan masyarakat, pengembangan karyawan, kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi dan lokasi pabrik yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan masa depan masyarakat tertentu.

F.      Proses Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi.[5] Beberapa unsur dasar penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai-nilai tersebut adalah:

  1. Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya.
  2. Bahwa barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen/langganan
  3.  Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menhasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
  4.  Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumberdayanya, organisasi dapat beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup (survive), yaitu untuk pertumbuhan dan dapat menghasilkan laba.
  5.  Bahwa pelayanan manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi.
  6. Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditulakan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.



[1] T. Hani Handoko, Manajemen edisi 2 (Yogyakarta: BPFE, 2009),  hlm.167
[2] Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah  (Yogyakarta: CV.Adipura, 2005), hlm. 25-26
[3] Fathul Aminudin Aziz, Manajemen dalam Perspektif Islam (Cilacap: Pustaka El-Bayan, 2012), hlm. 193-194
[4] T. Hani Handoko, Manajemen edisi 2 (yogyakarta: BPFE, 2009) , hlm. 110
[5] Ibid, hlm. 113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar